ILALANG PANCAKAR LANGIT
Langit biru bersembunyi dicelah jinganya mentari
Embun bening berubah menjadi hitam tak berbenih
Asam keringat...berubah menjadi toxin biohazart
Diantara bising mesin kendaraan ku berdiri
Diantara debu-debu jalanan ku melihat kejamnya modernisasi
Dan diantara ke egoisan umat manusia yang berlalu-lalang
Bagai hama dalam semak-semak benalu yang menjulang
Tertunduk seorang tua terseok...dalam cakar-cakar pencakar langit
Mengais sesuap nasi dibawah panasnya api mentari
Teracuni racun-racun ekonomi yang siap menghabisi
Bayangan tembok beton gedung
mewah menutupi semua kenyataan
Nafsu duniawi membutakan mata hati sebuah kemanusiaan
Gemerlap inci 24 karat menjadi pembanding dan membuat sekat
Seribu sekat..seribu sekat antara si miskin dan si kaya
Lihat..lihat lah mereka para pemuja harta
Pemuja materi uang harga dimata dianggap ada
Tautan tangan setan menjulang para pencakar langit
Memblokade tingkatan kasta kasta dan trah masyarakat kelas bawah
Siapa sebenarnya yang lebih rendah?
Mereka terlalu egois untuk melihat kebawah
Bahkan mereka berteriak jijik saat mencium bau busuk sampah
Ha…haaaa…..haaaa…….
Persetan dengan para belatung-belatung pencakar langit bertuhankan harta
dan tahta
Wahai kau ilalang diantara pencakar langit
Tagakkan kepala dan busungkan dadamu saat kau melawan tembok beton dan jalanan
aspal yg keras berbatu
Jangan kau menjadi anggrek ditaman kota yang mewah,tetap lah kau menjadi
ilalang yg kokoh berjuang dibawah para pencakar langit dalam Negara Tanpa
Logika
Lihat…lihat lahhh wahai semua manusia
Bukalah mata kalian dan pandangi apa yg terjadi di negri ini
Banyak pembodohan..banyak pembodohan rekayasa para pembuat aturan
Haaaiiiiiii kau yang diatas sana,turunlah kebawah
Lihat lah dibalik bayangan gedung penyimpan uang dan harta kalian
Bagaimana jika dunia yg kau anggap surga terbakar dan berubah menjadi
neraka jahanam yang siap menikammu dibalik semua kemewahanmu
Sebanyak hartamu tak kan mungkin bisa untuk membeli sang sakala
Para penjagapun memperjual belikan hukum dan sel penjara
Ruang pesakitan berubah menjadi hotel bintang lima
Dan bagi kita para pejuang bawah tanah yang berusaha dibumi hanguskan
Ingatlah…
Bukan
bagaimana cara kita berjuang,tapi untuk apa kita berjuang
Bukan
bagaimana cara kita berkorban,tapi untuk apa kita berkorban
Dan
bukan bagaimana cara kita berperang,tapi untuk apa kita berperang
Lantangkan
suaramu didepan para anjing2 berdasi
Acungkan
kepal tanganmu dimuka tikus2 bersafari
Semangat
hidup adalah senjata kami....
Setiap
inci kata adalah peluru kami...
Setiap
makian adalah mortir kami...
Setiap
nafas adalah surga kami...
Angkat
kembali bambu-bambu runcing kalian...
Kibarkan
Merah Putih diatas gedung pencakar langit...
Biarkan
para ilalang berubah merah oleh darah kami...
Mari
kita ingatkan kembali mereka-mereka bahwa dari
darah dan nyawa negara ini berdiri..
Teriakan
suaramu dengan lantang...
Berlarialah
secepat kilat cahaya yang terang...
Dobrak
lah belenggu-belenggu rantai para tai-tai tirani...
Bagimu
negeri jiwa raga kami..
Hingga
dimana saat Tuhan ambil kembali jiwa ini..
Kami adalah satu bukti sisa-sisa semangat juang abadi
Tak kan hilang tunas-tunas kami
Gugur satu tumbuh seribu dan siap kembali lagi
Pesan ini kami sampaikan untuk mu wahai penguasa negri
Bukan dirimu yang sebenarnya berkuasa disini
Kami lah yang memegang kuasa
Rakyat bersatu tak kan terkalahkan..rakyat bersatu tak
bisa dikalahkan..